Berita
Pakar Sebut Pancasila Jawaban Keutuhan Bangsa dan Dunia
BY Humas . 24 Juni 2022 - 14:02
Jawa Barat:- Dewan Pakar Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Dr. Darmansjah Djumala, S.E., MA menyebut Pancasila merupakan jawaban keutuhan bangsa bahkan negara.
Hal tersebut terbukti pada pidato Bung Karno di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (SU PBB) ke-15 30 September 1960.
"Pancasila merupakan embrio Internasionalisasi Pancasila, yang ditawarkan Presiden Soekarno pada Sidang PBB", ujarnya saat menjadi pemateri Orientasi Pembinaan Ideologi Pancasila bagi Pegawai BPIP di Bandung, (24/6).
Ia mengatakan Pancasila bisa mengcover dalam kebijakan luar negeri dari mulai anti kolonialisme, non blok atau bebas aktif, pro kemerdekaan atau kedaulatan.
"Dengan Pancasila Indonesia tetap teguh dan berdiri tegak di tengah rentetan kehancuran negara-negara lain karena Ideologi seperti perang dingin Amerika dengan Uni Soviet, disintegrasi negara eropa timur (tembok berlin runtuh), mispersepsi barat vs islam, Arab spring atau gerakan pro demokrasi yang berujung pada perang saudara", paparnya.
"Tetapi di setiap pertempuran negara-negara lain justru indonesia menjadi role model islam dan demokrasi", sambungnya.
Ia berharap BPIP menjadi pelopor untuk menginternasionalisasikan Pancasila diawali dengan program orientasi diplomat dan duta-duta besar Indonesia.
Guru Besar Universitas Negeri Malang Prof. Dr. Hariyono, M.Pd mengatakan saat memahami sejarah Bung Karno saat menerima gelar Doktor (H.C) dari Universitas Padjajaran dengan judul "Indonesia, ayam jantan, Sejarah Dunia Baru".
"Ia menyatakan bahwa sejarah adalah kompleksitas bukan sekedar kejadian tetapi kejadian yang memiliki kausalitas antara yang satu dengan yang lain sehingga memiliki visioner dan optimis" paparnya.
Menurutnya Pancasila juga tidak hanya sekedar menggambarkan masa lampau dengan menekankan kemerdekaan dari berbagai bentuk penindasan tetapi untuk merealisasikan cita-cita bangsa yaitu merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur.
"Pancasila harus dijadikan landasan Ideologi Pembangunan Nasional secara utuh dan menyeluruh.
Tidak hanya itu menurut mantan Wakil Kepala BPIP itu Pancasila adalah untuk membangun karakter anak-anak bangsa yang bahkan dunia.
"Pancasila tidak akan bisa tertanam dalam jiwa kita, jika kita sendiri masing-masing tidak berjuang, baik untuk masyarakat, negara maupun dunia", ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama Anggota Dewan Pengarah BPIP Pdt. DR. Andreas Anangguru Yewangoe saat menjadi pemateri Pancasila bukan hanya alat tetapi sebuah kekuatan.
"Kita harus memiliki kepercayaan kepada Pancasila dalam berkehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara karena itu sebagai peluang untuk perubahan bangsa, negara dan dunia", tegasnya.
Senada dikatakan Anggota Dewan Pengarah BPIP Prof. Dr. Muhammad Amin Abdullah saat menjelaskan sejarah dan perjuangan Bung Karno tentang Pancasila.
Menurutnya berbicara Pancasila sangat komprehensif meskipun demikian ia berharap perlu antisipasi dengan gerakan-gerakan faksi ekstrimisme atau jihad, fanatisme, intoleransi melalui digital.
"Proxy War melalui media sosial, cara tradisional dan modern serta propaganda nilai, ideologi, perekrutan anggota, penggalangan dana dan lainnya cara itu lah mereka untuk menghancurkan Ideologi", jelasnya.
Pancasila adalah penjaga ruang publik dan kehidupan ruang publik baik kemaslahatan umum, ketertiban umum, kesantunan umum, keselamatan umum dan kesehatan umum.
Anggota Dewan Pengarah BPIP DR (HC) Sudhamek Agoeng Waspodo Sunyoto, S.E., S.H menjelaskan tentang pembangunan Nasional yang berlandaskan Pancasila.
Menurutnya pembangunan nasional dengan Pancasila adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang berdasarkan prinsi-prinsip kedaulatan, berdiri di atas kaki sendiri dan gotong royong.
"Pancasila itu dilandasi paradigma Advaya atau gotong royong, ubuntu, interbeing. Dalam kata lain the power of gotong royong", tutupnya.
Guru besar Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Prof. Adji Samekto menuturkan pembangunan nasional berdasarkan Pancasila harus memiliki tujuan yakni membangun masyarakat adil dan makmur dan modal utamanya adalah religiusitas, kepercayaan, jiwa gotong royong, semangat cinta tanah air, keunggulan SDM, posisi geografis, penguatan BUMN, BUMD, UMKM, Koperasi, semangat penyelenggara negara dan prinsip politik luar negeri.
"Sasaran pembangunan nasional dengan Pancasila itu harus semua berperan aktif termasuk diplomat dan pada duta besar", imbaunya.
Dalam orientasi tersebut juga disampaikan materi tentang Pengembangan Jejaring BPIP dalam Spirit Gotong Royong, Pengalaman Pengembangan Mitra Strategis oleh Tim CSGAR-UI, Pancasila; Historisitas, Konseptualisasi dan Aktualitas oleh Guru Besar Universitas Negeri Malang Prof. Dr. Hariyono, M.Pd, Pancasila sebagai Basis Etic-Spiritual Pembangunan Nasional oleh Anggota Dewan Pengarah BPIP Pdt. DR. Andreas Anangguru Yewangoe, Pancasila sebagai Basis Etika-Spiritual Pembangunan Nasional oleh Dewan Pakar Bidang Geopolitik dan Geostrategi Manajemen Pemerintahan Prof. Dr. Ermaya Suradinata, S.H., MS, Pancasila sebagai Basis Etika-Spiritual Pembangunan Nasional oleh Dewan Pengarah BPIP Dr. (HC) Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto, S.E., S.H, Pancasila; Historisitas, Konseptualitas dan Aktualitas Anggota Dewan Pengarah BPIP Prof. Dr. M. Amin Abdullah, M.A, Komunikasi dan Advokasi untuk Pembumian Pancasila oleh Dewan Pakar Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri Dr. Darmansjah Djumala, S.E., M.A dan Sekretaris Dewan Pengarah BPIP Mayor Jenderal TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, S.I.P, Manajemen Kelas oleh Guru Besar Ilmu Politik UPI Prof. Dr. Cecep Darmawan, S.H., S.Pd., S.IP., M.H., M.Si serta materi Strategi Teknik Komunikasi Efektif dan Promosi Pancasila oleh Pakar Komunikasi Publik UPH Dr. Emrus. (ER)