BPIP: Rayakan Hari Ibu, Momentum Kebangkitan Perempuan
BY Humas . 23 Desember 2021 - 13:37
Jakarta:- Perayaan Hari Ibu di Indonesia memang sangat berbeda dengan perayaan hari Ibu yang dilakukan oleh negara negara barat. Perbedaan terlihat saat negara negara barat merayakan hari Ibu mendedikasikan sebagai penghormatan akan peran para ibu dalam merawat keluarga. Hal ini justru jauh berbeda dengan di Indonesia, Hari Ibu di Indonesia mengenang perjuangan para perempuan untuk berkontribusi lebih terhadap kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Peringatan ini bermula dari Kongres Perempuan Indonesia yang diadakan pada 22 Desember 1928 di Yogyakarta.
Kongres ini membahas perjuangan untuk kesetaraan perempuan yang laki laki serta kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Acara dengan tema "Perempuan Tangguh, Indonesia Tumbuh" bekerja sama dengan BPIP yang disiarkan oleh salah satu stasiun televisi tersebut turut mengundang beberapa narasumber.
Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarno Putri dalam sambutannya mengatakan, "Selamat Hari Ibu. Berdirilah tegak kawan perempuan, sebagai tiang negara kesatuan Republik Indonesia. Mari bersatu padu menyuarakan perempuan juga mampu berprestasi, mampu berkiprah bagi nusa dan Bangsa. Perempuan yang juga dianugerahi tanda jasa Medali Kepeloporan dari Presiden Joko Widodo ini memberi pesan penting, bahwa setiap perempuan dapat memberikan kontribusi kepada negara ini melalui kemampuan yang dimilikinya".
Senada dengan ucapan Megawati, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati juga memberikan apresiasinya kepada para perempuan sekaligus mengingatkan kembali akar peringatan Hari Ibu.
"Saya mengucapkan selamat hari ibu kepada perempuan-perempuan Indonesia. Pemaknaan Hari Ibu ini bukanlah Mother's Day, tapi adalah hari mengenang kongres perempuan pertama untuk mengingat perjuangan perempuan," ujar Bintang.
Selain itu, Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi BPIP Rima Agristina mengatakan, sejak dirinya bergabung dengan Komite Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan atau Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women (CEDAW) melalui Undang-undang No 7 Tahun 1984. Selain itu, pemerintah Indonesia telah menandatangani dokumen kesepakatan global tentang Sustainable Development Goals (SDGs). Salah satu tujuannya adalah mencapai kesetaraan gender serta memberdayakan semua perempuan clan anak perempuan.
"Masalah-masalah seputar kekerasan terhadap perempuan tentu menjadi keprihatinan bersama". Jelas Rima. (BM)